Djokir Mengaku Sudah Punya Ide
Tol Atas Laut Sejak 9 Tahun Lalu
Suhendra - detikfinance
Jumat,
15/11/2013 18:09 WIB
Foto: Menteri PU
(dok.detikFinance)
Jakarta -Menteri Pekerjaan Umum Djoko
Kirmanto (Djokir) kembali menanggapi gagasan proyek atas laut dari
Jakarta-Surabaya sepanjang 700 km. Ia mengaku sudah sempat memikirkan ide
serupa sejak 9 tahun lalu, namun untuk membangun tol di sepanjang pantai harus
memiliki studi dan dasar Analisis Mengendai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
kuat.
"Ini ide luar biasa, kita sembilan tahun dan lalu bersama Presden SBY sudah memikirkan kenapa nggak lewat pantai semua," kata Djoko saat acara temu pimpinan media di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Djoko menggarisbawahi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan para pemrakarsa proyek tersebut, di luar aspek studi dan AMDAL. Pertama, masalah kompetisi dengan jalan tol yang sudah ada yaitu Trans Jawa, yang posisinya bakal sejajar. Bahkan saat ini bagian dari Trans Jawa yaitu Tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116 Km sudah mulai dikerjakan, dan tahun 2015 targetnya sudah bisa beroperasi.
"Kalau menurut saya itu akan berkompetisi dengan tol yang sudah ada," katanya.
Masalah Kedua, apakah masyarakat akan mau melewati tol tersebut karena masyarakat sudah terbiasa dengan tol di darat dengan pemandangan di jalan yang beragam. Apalagi tol tersebut akan dibuat sepanjang 700 km, sehingga membuat dirinya ragu soal kelayakan proyeknya.
Ia malah mengusulkan sebaiknya gagasan tol atas laut lebih cocok untuk lintasan-lintasan pendek seperti di Teluk Semarang, Teluk Tuban Jawa Timur dan lain-lain. Misalnya contoh proyek tol Bali Mandara di Bali panjangnya hanya 12,7 km.
"Kalau sepanjang itu 700 km saya agak ragu, tapi kalau feasibility study (FS) oke, ya nggak masaah," tegasnya.
Terlepas dari pertimbangan tadi, Djoko secara prinsip menyambut baik ide tersebut. Alasannya selain proyek yang digagas pemerintah yang mengacu pada rancangan tata ruang wilayah (RTRW) dan Rencana Staregis (Renstra), pihak lain pun bisa mengusulkan suatu proyek. Biasanya dalam kasus ini disebut sebagai pemrakarsa baik itu swasta ataupun BUMN.
"Kalau itu diusulkan ke pemerintah silakan, prinsipnya kita dukung asal AMDAL dan FS yang oke," ujar Djoko kembalo menegaskan.
Seperti diketahui 19 BUMN di bawah koordinasi PT Jasa Marga menggagas pembangunan jalan tol atas laut sepanjang pantai utara Jawa dari Jakarta-Surabaya 700 km. Ide pembangunan proyek ini ingin mengulang kesuksesan proyek tol Bali Mandara sepanjang 12,7 km dari Tanjung Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua.
"Ini ide luar biasa, kita sembilan tahun dan lalu bersama Presden SBY sudah memikirkan kenapa nggak lewat pantai semua," kata Djoko saat acara temu pimpinan media di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Djoko menggarisbawahi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan para pemrakarsa proyek tersebut, di luar aspek studi dan AMDAL. Pertama, masalah kompetisi dengan jalan tol yang sudah ada yaitu Trans Jawa, yang posisinya bakal sejajar. Bahkan saat ini bagian dari Trans Jawa yaitu Tol Cikampek-Palimanan sepanjang 116 Km sudah mulai dikerjakan, dan tahun 2015 targetnya sudah bisa beroperasi.
"Kalau menurut saya itu akan berkompetisi dengan tol yang sudah ada," katanya.
Masalah Kedua, apakah masyarakat akan mau melewati tol tersebut karena masyarakat sudah terbiasa dengan tol di darat dengan pemandangan di jalan yang beragam. Apalagi tol tersebut akan dibuat sepanjang 700 km, sehingga membuat dirinya ragu soal kelayakan proyeknya.
Ia malah mengusulkan sebaiknya gagasan tol atas laut lebih cocok untuk lintasan-lintasan pendek seperti di Teluk Semarang, Teluk Tuban Jawa Timur dan lain-lain. Misalnya contoh proyek tol Bali Mandara di Bali panjangnya hanya 12,7 km.
"Kalau sepanjang itu 700 km saya agak ragu, tapi kalau feasibility study (FS) oke, ya nggak masaah," tegasnya.
Terlepas dari pertimbangan tadi, Djoko secara prinsip menyambut baik ide tersebut. Alasannya selain proyek yang digagas pemerintah yang mengacu pada rancangan tata ruang wilayah (RTRW) dan Rencana Staregis (Renstra), pihak lain pun bisa mengusulkan suatu proyek. Biasanya dalam kasus ini disebut sebagai pemrakarsa baik itu swasta ataupun BUMN.
"Kalau itu diusulkan ke pemerintah silakan, prinsipnya kita dukung asal AMDAL dan FS yang oke," ujar Djoko kembalo menegaskan.
Seperti diketahui 19 BUMN di bawah koordinasi PT Jasa Marga menggagas pembangunan jalan tol atas laut sepanjang pantai utara Jawa dari Jakarta-Surabaya 700 km. Ide pembangunan proyek ini ingin mengulang kesuksesan proyek tol Bali Mandara sepanjang 12,7 km dari Tanjung Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua.
(hen/dnl)
Analisa:
Menurut analisa yang
saya baca dari berita di atas suatu rencana untuk membangun tol di atas laut
sangat bagus. Karena itu dapat mempercepat/mempersingkat waktu dari kota A ke
kota B. Ini hanya baru suatu rencana, tetapi kenapa tidak kita bisa membuat
jalan tol di atas laut. Di negara-negara luar sudah ada tol di atas laut,bahkan
kereta di dalam laut. Bukan tidak mungkin kita bisa membuat tol di atas laut,
karena negara kita mempunyai sumber daya alam yang banyak. Itu salah satu nilai
tambahan untuk membuat suatu jalan tol di atas laut.
Kesimpulan:
Dalam rencana ini kita harus benar-benar serius. Karena
sudah banyak masyrakat yang mendambakan tol di atas laut seperti di
negara-negara lain. Masalahnya jarak dari kota A ke kota B lumayan jauh.
“JADILAH NEGARA YANG LEBIH MAJU, INDONESIA BISA!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar