Selasa, 07 Januari 2014

Etika Penulisan Blog

  1. Isi tulisan tidak mengandung unsur SARA
  2. Masalah SARA sangat rentang menimbulkan pertentangan yang akan berakibat
    buruk apalagi ditulis dalam media online yang bersifat mudah menyebar.
    Pemahaman orang tentang hal ini tentu saja berbeda-beda berdasarkan latar
    belakan orang yang membacanya. Keanekaragaman pemikiran tersebut akan
    menyulut masalah SARA yang ditulis dalam suatu blog menjadi masalah yang serius dan susah terkendalikan
  3. Tidak berbau pornografi
  4. Suatu hal yang perlu diingat sebagai penulis blog disini bahwa blog dapat diakses oleh siapapun tidak terkecuali oleh anak dibawah umur. Memang penyedia layanan hosting blog seperti wordpress pun telah merilis aturan di term servicenya telah melarang adanya unsur pornografi dan akan memberi sanksi pada penulis yang melanggar. Akan tetapi unsur pornografi yang diselipkan dalam kata-kata berbahasa indonesia akan sulit untuk terlacat.
  5. Tidak melanggar hak cipta
  6. Hal ini perlu digaris-bawahi karena banyak blog yang menyertakan link ke suatu file berupa lagu, buku elektronik, software, film atau karya lain yang sebenarnya terlindungi oleh hak cipta. Memang ada banyak perdebatan tentang hak cipta. Akan tetapi sebagai penulis yang baik kita berusaha untuk tidak melanggar hak cipta.
  7. Pencantuman sumber tulisan
  8. Dalam menulis, kita seharusnya menghargai penulis lainya apabila kita menulis
    berdasarkan referensi yang ada pada artikel penulis lain. Dengan membaca dari berbagai sumber dan ditambah dengan pengetahuan yang kita miliki, kita dapat menulis tanpa harus mencopy paste artikel dari orang lain. Sekali lagi kita bisa meneruskan tulisan orang lain yang kita anggap bermanfaat dan menyebutkan bahwa tulisan tersebut berasal dari sang penulis aslinya.
Menurut Prof. DR. Nina W. Syam, M.S, etika sebagai ilmu sendiri sebenarnya menyelidiki tentang tingkah laku moral yang dapat didekati melalui 3 cara, yaitu :
  1. Etika Deskriptif
  2. Cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Ia bersifat netral dan hanya memaparkan moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan, atau subkultur tertentu.
  3. Etika Normatif
  4. Mendasarkan pada norma, mempersoalkan apakah norma bisa diterima seseorang/masyarakat secara kritis, menyangkut apakah sesuatu itu benar/tidak. Terbagi 2, yaitu Umum dan Khusus.
    Umum: menekankan pada tema-tema umum seperti mengapa norma mengikat? Bagaimana hubungannya antara tanggung jawab dan kebebasan? Dll.
    Khusus: upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip etika umum ke dalam perilaku manusia.
  5. Metaetika
  6. Menganalisis logika perbuatan dalam kaitannya dengan ‘baik’ atau ‘buruk’.
Sumber :

Kepanitiaan Natal

Ddidalam kepengurusan panitia natal ini saya mendapatkan pelajaran yang berharga. Pengalaman yang bisa saya dapatkan antaranya yaitu, saya bisa lebih bertanggung jawab kepada tugas yang saya dapatkan dari kepengurusan ini. Dan saya juga bisa lebih mengerti arti dari tepat waktu. Karena rapat itu harustepat waktu. Saya juga bisa lebih mengenal kepada anggota yang lainnya. Ini adalah pertama kalinya Saya ikut di dalam panitia. Ketika saya diajak dalam panitia ini saya merasa bangga karena, orang tersebut percaya kepada saya untuk ikut didalam panitia ini. Saya juga bisa mendapatkan pelajaran tentang tanggung jawab dari panitia ini. Tugas yang saya dapatkan memang termasuk tugas yang berat bagi saya. Didalam panitia ini saya ditugaskan dalam seksi perlengkapan. Ketika saya di kasih tugas oleh ketua panitia ini, saya merasa tertantang. Karena saya dikasih tugas yang lumayan berat dan ini adalah pertama kalinya saya melakukan ini. Di dalam panitia ini juga saya bisa lebih mengenal watak orang-orang yang ada di dalam panitia ini. Ketika ada tugas yang saya belum bisa kerjakan saya meminta bantuan kepada panitia lain. Disinilah saya bisa merasakan kekeluargaan. Pada saat saya di kasih tugas untuk membooking sound system saya merasa bingung. Karena saya tidak mempunyai kenalan dalam sound system. Lalu saya meminta bantuan kepada senior untuk membooking sound system. Hal yang paling sangat berasa sifat kekeluargaannya adalah dimana harus mendekorasi Gereja. Saya dan team saya meminta bantuan kepada teman-teman saya untuk membantu dekorasi Gereja. Dimana teman-teman saya ikut turut serta membantu team saya mendekorasi Gereja. Pada saat itu saya memahami karena pada saat kita butuh bantuan, kita bisa meminta tolong kepada teman. Ketika dana yang terkumpulkan belum mencapai dana yang dibutuhkan kami panitia merasakan bingung dan down. Pada saat itu kita semua bingung harus mencari dana darimana lagi. Karena dana yang kita dapatkan sangat jauh dari dana yang kita butuhkan.  Kami panitia berkumpul untuk membantu seksi dana dalam mencari dana. Disini saya mendapatkan pelajaran dimana jika kita memiliki rejeki lebih, jika ada orang yang membutuhkan apa salahnya kita memberi. Kami team panitia bersama-sama mencari dana. Kami membuka usaha bazar,jualan baju,ngamen di setiap kebaktian yang diadakan dari Gereja kami. Disitu saya merasakn kekeluargaan yang benar-benar nyata. Setelah kami semua bekerja keras dalam mencari dana. Betapa senangnya kami karena dana yang kita dapatkan melebihi dari dana yang kita butuhkan. Perasaan saya ketika mau mendekati hari H tersebut saya merasakan takut. Karena saya takut sound system yang kita pakai itu tidak begitu memuaskan. Dan pada saat hari H tersebut kami semua merasakan suka,gembira,bahagia,bangga karena disitu kami tidak memikirkan lagi duka-duka yang kami lalui pada saat untuk mensempurnaklan acara ini. Betapa bangganya kami karena pada saat acara tersebut orang yang datang melebihi dari target kami. Sehingga membuat konsumsi yang kami sediakan tidak cukup. Diacara tersebut kami panitia tidak mendapatkan makanan karena kami panitia hanya focus untuk membuat para undangan yang dating itu bisa merasakan bahagia di acara Natal ini. Setelah acara Natal selesai kami panitia evaluasi. Disinilah semua suka&duka kami keluarkan. Dari masalah pribadi kami keluarkan semua. Dan sangat senang sekali kami para panitia karena acara Natal kami bisa berlangsung cukup meriah, meskipun terdapat miss komunikasi. Pelajaran yang saya dapatkan adalah ketika saya membuat acara tersebut, dan para undangan yang dating cukup antusias dan bahagia, disitu saya juga bisa merasakan kebahagiaan yang besar. Disitu juga saya bangga bisa turut serta dalam panitia ini.