Jumat, 27 November 2015

Pengertian Analisis Swot dan Manfaatnya

Pengertian analisis SWOT dan manfaatnya – Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang.
Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari:
  • S = Strength (kekuatan).
  • W = Weaknesses (kelemahan).
  • O = Opportunities (Peluang).
  • T = Threats (hambatan).
pengertian analisis swot
Apa itu analisis SWOT?
Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :
  1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
  2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
  3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
  4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Manfaat analsis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Itulah diatas mengenai pengertian analisis SWOT dan manfaatnya, terimakasih telah membaca dan semoga artikel ini dapat bermanfaat…

Proposal Tugas Akhir

BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 Objek penilitian
            Sesuai dengan tujuan penilitian yang telah di uraikan maka objek penilitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi :
1.Proses pengisian dan pengadukan pada Tanki dalam pembuatan minuman
2.Perangkat dan Pemrograman PLC Omron CPM1A
3.Software Human Machine Interface dari Invesys
4.Kinerja sensor dan aktuator dalam pengendalian level Tanki,kontrol motor, dan mixer.
­­­­

3.3 Waktu Penilitian
Penilitian akan dilakukan mulai dari tanggal 13 Oktober 2014 sampai dengan 14 Desember 2014

3.4 Metode Pengumuplan Data
            Metode penilitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.Observasi
Pengumupulan data dilakukan dengan observasi, studi dokumentasi, di PT Ultrajaya Milk Industry untuk diketahui cara kerja dan dilakukan pengembangan pada sistem.
b.Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berkomunikasi langsung dengan pihak terkait maupun yang ahli dalam hubungan dengan sistem perancangan sistem
c.Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan menuliskan hasil penilitian ke dalam suatu laporan yang tersusun secara jelas berdasarkan data dan hasil pengamatan

3.5 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menuliskan dan menganalisis hasil kerja sistem kendali, dalam hal ini yaitu kinerja sensor dan aktuator dalam proses pengisian dan pengadukan Tanki terhadap kondisi yang seharusnya, serta menguji kinerja sistem, keakuaratan dan kecepatannya. Selain itu juga di analisis hasil produksi dari sistem tersebut.










BAB IV
Metode penilitian
Pada bab IV ini saya akan menjelaskan:
4.1 Dasar-dasar PLC
Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak berpengalaman dalam mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang diperlukan untuk suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output apakah harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi.
PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan kecepatan tinggi.
Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan komputer untuk segala jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC makin mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.
Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk sistem otomatisasi building dan juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.
PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapat mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial, operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
· PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
· PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
· PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan peripheral port yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.
Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :
1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran
Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)
· Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.
· Perubahan implementasi dan koreksi error
Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan program akan memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan dengan menggunakan PLC untuk melakukan perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung. Perubahannya sangat mudah, hanya mengubah diagram laddernya.
· Harga yang rendah
PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang mendukungnya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan bermacam-macam merk dan tipe.
· Jumlah kontak yang banyak
PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal panel yang menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan dari satu buah relay, jika memori pada komputer masih memungkinkan.
· Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada software pendukungnya.
· Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.
· Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang digunakan.
· Metode bolean atau ladder
Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software pendukungnya.
· Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.
· Penyederhanaan pemesanan komponen
PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua relay, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu relay akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.
· Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.
· Keamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
· Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
· Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.
· Aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.
· Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.
· Pengoperasian yang aman
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang dibuat.
· Operasi pada rangkaian yang tetap
Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik , lebih murah jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC.
Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah sebagai berikut :
· Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
· Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:
1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.
Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC
Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).
Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:
1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.
Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:
1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wide Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated Manufacturing ), FA ( factory automation ).
Konfigurasi Programmable Logic Controller
PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama yaitu:
- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya berupa switching power supply.
- CPU (Central Processing Unit) PLC
Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya tergantung pada masing-masing merk dan tipe PLC-nya.
- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.
- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )
Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input
- Input analog : Input Point Linear
• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.
- Output analog : Output Point Linier
• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)
.
Central Processing Unit
Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.
Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.
Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM (Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR

RANGKAIAN KONTROL SISTEM PLC
PLC adalah device kontrol yang juga membutuhkan sistem kontrol pendukung sebagaimana device-device kontrol lainnya, dan untuk mengaktifkan kerja dari device ini maka dibutuhkan sumber tegangan dari luar yang disusun dalam sebuah sistem kontrol yang bertujuan untuk mengatur dan melindungi sistem.
Ada 3 sistem kontrol pendukung yang harus diinstal pada sistem kontrol PLC yaitu :
1. kontrol rangkaian daya yang mensuplai tegangan sumber ke PLC dan untuk sumber cadangan bagi penambahan sistem.
2. kontrol rangkaian input yang mensuplai tegangan sumber ke inputan PLC dan
3. kontrol rangkaian output yang mensuplai tegangan sumber ke outputan PLC.
Dan ketiga rangkaian kontrol diatas berfungsi untuk :
a. melindungi sistem dari arus beban lebih dan arus tanah
b. memberikan layanan energi listrik bagi PLC termasuk semua device input/output,
c. meng-isolir keadaan error/alarm yang terjadi pada PLC
d. memberikan layanan sumber tegangan untuk komputer /notebook yang digunakan untuk keperluan pemeliharaan, monitoring dan trouble shooting.
e. Melindungi sistem PLC dari gangguan riak-riak tegangan dan freukwensi yang tidak diinginkan.
Rangkaian daya
Ada beberapa komponen utama pada rangkaian daya yaitu :
1. Sumber tegangan sistem
Sumber tegangan ini sama dengan sumber tegangan yang ada pada induksi pada umumnya yaitu 380 V dan 220 V untuk standar tegangan di Indonesia.
2. Transformator
Device ini berguna untuk menurunkan atau menaikkan tegangan sehingga diperoleh tegangan output (sekunder) sesuai dengan tegangan kerja sistem antara PLC jika yang ada bertegangan kerja 100V (device standar Jepang) maka diperlukan step down trafo input 380 V dan 100 V.
3. Power Supply
Device ini berguna untuk menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan untuk sumber tegangan kerja pada type PLC tertentu.
4. Breaker
Breaker berguna untuk memutuskan -menghubungkan rangkaian dari sumber tegangan, istilah ini bisa terjadi pada saat kondisi overload,hubung singkat dan untuk pemeliharaan, rating teganganpun harus dipilih sesuai dengan kapasitas beban yang dilayaninya, dalam hal ini harus dihitung besarnya daya pada transformator yang melayani device-device seperti power supply,PLC, Relai dan lain-lain.
5. Earth Leakage Breaker (ELB)
Kegunannya hampir sama dengan breaker biasa yaitu memutus-menghubungkan rangkaian dari sumber tegangan, hanya saja ELB memiliki fungsi khusus yaitu mengisolir sistem dari gangguan hubungkan tanah.gangguan hubung tanah yang dimaksudkan disini yaitu adanya arus bocor dari sistem ketanah/Ground sehingga bisa menyebabkan adanya potensi tegangan sentuh yang berbahaya pada keselamatan manusia. ELB akan memutuskan sistem jika dideteksi adanya arus bocor beberapa miliampere saja tergantung rating dari ELB tersebut.
6. Circuit Protektor
Sebagaimana fungsi breaker, circuit protektor berfungsi khusus untuk melindungi rangkaian dari gangguan arus lebih dan hubung singkat, dan bisa dikatakan bahwa circuit protektor adalah breaker dengan rating arus kecil untuk melindungi rangkaian kontrol.
7. Noise Filter
Device ini berguna untuk menfilter adanya riak-riak tegangan freukuensi yang memasuki sistem sehingga outputnya selalu menghasilkan tegangan dan freukuensi yang tidak mengganggu sistem kontrol PLC, Device ini berupa hubungan seri pararel dari Induktor dan Capasitor yang mampu meredam khususnya freukuensi-freukuensi liar.
8. Relay
Sebagaimana diketahui bahwa relay akan selalu ada dalam sistem kontrol bagaimana jenis dan bentuk sistem yang dipakai, manfaatnya dalam mengatur kondisi off-on device menyebabkan relay dipakai dalam sistem rangkaian daya untuk sistem kontrol.
9. Maintenance Source
Device ini sama dengan stop kontak biasa yang memberikan sumber tegangan kerja untuk komputer/notebook bagi keperluan pemeliharaan, memonitoring dan troubleshooting sistem kontrol PLC.

MEMAHAMI SISTEM KERJA PLC
Untuk memahami kerja PLC maka harus memahami terlebih dahulu prinsip kerja Relay , dimana relay memiliki coil yang disuplai oleh sumber tegangan dan kontak yang menghubungkan dua terminal.
Prinsip kerja relay : jika diberi sumber tegangan kerja maka semua kontak-kontaknya akan berubah status. Kontak NO menjadi close dan kontak NC menjadi open.
Prinsip kerja PLC signal dari device input (on/off) akan mengaktifkan coilo semua (input) yang mencerminkan masing-masing device input (dalam hal ini disimpan dalam sebuah memory data input) coil semua ini akan mengontrol kondisi on/off internal kontak yang tersusun dalam sebuah program PLC/Ladder diagram (programing & prossesing).
Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah hasil program berupa kondisi on/off internal coil outputan yang disimpan dalam memory data outputan dan latch memory. Internal coil outputan ini yang sudah tersimpan dalam memory ini akan mengontrol kontak output semu yang menghubungkan device output dan sumber tegangan.
di dalam PLC diassosiasikan memiliki coil bayangan/semu MX…dan kontak semu MY…(masing-masing adalah memori data input dan output)
Coil MX…mendapat suplai tegangan 24Vdc melalui input PLC yaitu tombol X0 dan tombol X1
Kontak MY… mendapat suplai tegangan misal 220 Volt yang memikul beban lampu Y0 dan Y1 melalui kontak bayangan MY…….
Jika tombol X0 ditekan (walaupun sebentar), maka coil bayangan MX0 akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan berubah status. Coil bayangan MX0 ini akan merubah status kontak yang berada dalam bahasa pemrograman PLC. Dalam hal ini kontak X0 akan menjadi close (tertutup) walaupun tombol X0 dilepas, kontak Y0 akan mengunci sampai tombol X1 dilepas.
Karena kontak X) tertutup, maka coil Y0 akan bekerja dan merubah status kontak MY0 menjadi tertutup, dalam hal ini lampu L1 akan mendapat suplai tegangan dan menyala.
Jika tombol X2 ditekan, maka coil bayangan MX1 akan bekerja dan mengubah status kontak NC dalam bahasa pemrograman menjadi terbuka, dalam hyal ini coil Y0 menjadi tidak aktif.
Karena coil Y0 non aktif, maka kontak bayangan MY0 terbuka dan lampu L1 mati.

4.2 Prinsip Kerja PLC
Pada awalnya, PLC adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja sebagai ON-OFF untuk pengendalian motor listrik, solenoid dan actuator. Dan hasilnya alat ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian otomotif. Pada tahun 1978, penemuan chip mikrokontroler meningkatkan kemampuan komputer untuk segala jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Mulai dari dunia robotika, komputer dan PLC berkembang dengan pesat sehingga program PLC makin mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.
Pada awal tahun 1980, PLC semakin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan komputer membuat PLC dalam volume yang besar. PLC berkembang pada sistem otomatisasi building, security control system, dan industri peralatan mesin CNC. Sekarang sistem PLC sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol yang dapat dikombinasikan dengan sistem kontrol feedback dan sistem monitor terpusat sehingga menjadi kebutuhan utama di industri modern. Selain itu, PLC juga sebagai alat yang dapat mengakuisisi data, menyimpan data, dan mengendalikan mesin dengan proses pengimplementasian fungsi logika, operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika.
4.3 Sistem kerja PLC
PLC memiliki dua bagian dasar, yaitu: Input/Output interface system dan Central Processing unit.prinsip kerja PLC (programmable logic controller)
·         Input
Input yang akan masuk ke dalam CPU berupa signal dari sensor atau tranducer. Signal sensor ini terdapat dua jenis, yaitu: discrete signal dan analog signal. Discrete signal berupa saklar biner dimana hanya sebuah ON atau OFF signal ( 1 atau 0, Benar atau salah), Contohnya: push button, limit switch dan level sensor. Sedangkan analog signal menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika Anda sedang memutar volume speaker atau radio Anda. Rentang nilai dari sensor ini akan diinterpretasikan sebagai nilai-nilai integer oleh CPU PLC. CPU PLC pada saat ini sering menggunakan 16 bit processor sehingga nilai integer nya memiliki rentang “-32768 hingga 32767”. Contoh dari analog signal ini adalah sensor tekanan, sensor temperature dan sensor aliran. Analog signal dapat berupa tegangan atau arus listrik dan nilai ini akan diproposionalkan dengan nilai integer CPU,  contohnya: sebuah analog 0-5 V atau 4–20 mA akan di-konversikan menjadi nilai integer 0 – 32767.
·         CPU
Semua aktivitas atau pemprosesan data yang diambil dari sensor (data input) terjadi pada Central Processing Unit (CPU). CPU ini memiliki tiga bagian utama, yaitu: Processor, Memory System dan System Power Supply.
prinsip kerja PLC (programmable logic controller)
Processor akan memproses signal input secara aritmatik dan logic, yaitu: melakukan operasi logika, sequential, timer, counter dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan. Selain itu, processor juga mengolah program yang ada di dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-output, memori dengan processor itu sendiri.
·         Output
Hasil pemrosesan data yang diolah pada CPU akan berupa signal keluaran digital yang dikirim ke modul output untuk menjalankan actuator. Actuator ini dapat berupa motor listrik, solenoid, heater, led display, injector, heater, pompa dan lain-lain. Actuator ini akan berfungsi sesuai instruksi dari CPU, jika pada CPU telah di-program timer ON dari lampu selama dua detik maka lampu pada aktuator akan menyala selama dua detik dan kemudian setelah dua detik lampu akan OFF.




Rabu, 21 Oktober 2015

Pengaruh aliran cash flow di indonesia terhadap pertukaran nilai rupiah dan USD

Dolar AS Melambung, Garuda Catat Rugi Rp 4,3 Triliun
Jakarta -PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat kinerja keuangan negatif pada tahun buku 2014. Maskapai pelat merah ini membukukan kerugian sebesar US$ 338,4 juta (Rp 4,3 triliun) atau naik dari periode sama tahun 2013 yang hanya US$ 5,6 juta (Rp 72,8 miliar). 

Kerugian ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, mahalnya harga avtur, regulasi penerbangan yang tidak mendukung hingga adanya penghapusan utang PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). 

Seperti diketahui mayoritas biaya di maskapai berbentuk dolar serta biaya tertinggi disumbang oleh bahan bakar avtur.

"Potensi loss 2014 untuk global player. Faktor eksternal kuat," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo saar acara analist meeting di area Kantor Garuda, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2015).

Garuda memutuskan utang Merpati terhadap perseroan dianggap sebagai rugi. Alasannya utang yang sebesar US$ 32 juta dinilai sudah tidak mampu dilunasi oleh Merpati. 

Utang dihapus sebesar US$ 16 juta pada tahun 2013 dan US$ 16 juta pada tahun 2014. Langkah ini sudah memperoleh restu pemegang saham.

"Utang perawatan pesawat, penjualan tiket, hingga pinjaman," ujarnya.

Pada tahun 2014, Garuda Indonesia mencatat pendapatan operasi sebesar US$ 3,93 miliar atau naik 4,6% dari tahun 2013. Meski kinerja keuangan kurang berkesan di tahun 2014, perseroan berhasil membukukan net income atau laba pada awal tahun 2015. 

Net income bulan Januari 2015 negatif US$ 2,8 juta atau turun signifikan dari periode sama tahun 2014 yang negatif US$ 73,7 juta. Sedangkan bulan Februari 2015, Garuda Indonesia berhasil membukukan untung US$ 1,2 juta atau membaik dari periode sebelumnya tahun 2014 yang negatif alias rugi US$ 77,4 juta.

Kinerja positif awal 2015 didorong oleh beberapa program seperti melakukan revenue generator dengan jalan restrukturisasi jaringan penerbangan, pengembangan rute-rute di China yakni di luar 3 kota besar yang telah diterbangi Garuda Indonesia hingga pengembangan pasar ke Timur Tengah. 

Perseroan juga melakukan penataan dan restrukturisasi biaya untuk tujuan efisiensi. "Melalui program efisiensi, perseroan dapat melakukan penghematan US$ 146,94 juta dari penurunan harga minyak dunia sebesar US$ 172,25 juta," ujarnya.

Langkah terakhir dilakukan manajemen adalah melakukan reprofiling terhadap fasilitas pembiayaan komersial. Caranya Garuda Indonesia melakukan langkah dan strategi memperpanjang jatuh tempo kredit, relaksasi beberapa term serta menaikkan positive cash flow perusahaan.

Di tempat yang sama Direktur Keuangan Garuda Indonesia Ari Askhara Danadiputra menjelaskan perseroan juga melakukan upaya perlindungan dari dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. 

Perseroan melakukan 'asuransi' atau hedging mata uang melalui transaksi cross currency swap dengan beberapa bank atas obligasi rupiah ke mata uang dolar senilai Rp 1 triliun.

"Selain itu, sebagai langkah antisipatif, perusahaan jug meningkatkan alokasi fuel hedging dari 10% tahun lalu menjadi 50% tahun 2015 dari total konsumsi bahan bakar pesawat. Hingga saat ini, perusahaan telah melakukan 25% dengan call option dan forward khusus bulan tertentu seperti liburan sekolah, lebaran dan akhir tahun," ujarnya.
JAKARTA - Sejak awal Joko Widodo terpilih menjadi Presiden Indonesia, banyak pihak yang menghubung-hubungkan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Alhasil istilah 'Jokowi Effect' mulai marak diperbincangkan.
Pada perdagangan 19 Maret 2014, IHSG berhasil ditutup menguat 14,01 poin ke 4.821. Bahkan setelah adanya kejelasan hasil Pilpres, IHSG pada perdagangan 24 Juli 2015 berhasil tembus ke level 5.102 menguat 9,76 poin.
Setelah itu, IHSG terus melambung dan mempertahankan tren penguatan. Pada perdagangan 9 April 2015, IHSG berhasil tembus ke level tertingginya ke 5.500, naik 14,32 poin atau 0,3 persen.
"Sebenaranya apa yang dilakukan pemerintah cukup memadai. Apa yang pak Jokowi bilang kerja, kerja dan kerja cukup mempengaruhi pasar saat itu," tutur Direktur PT Henan Putihrai Hendra Martono kepada Okezone.
Namun pengaruh Jokowi Effect seakan memudar ketika anjloknya Rupiah yang disebabkan oleh penguatan mata dolar terhadap semua mata uang di dunia. Pada perdagangan 7 September 2015, IHSG ambruk ke level 4.301. Kala itu Rupiah juga anjlok ke pelemahan terdalam di level Rp14.700 per USD.
"Memang ada pengaruh dari super dolar AS. Kita harus tahu Rupiah terhitung terhadap indeks minus 89,2 persen. Artinya setiap kali Rupiah melemah, 89,2 persen kemungkinan IHSG juga ikut melemah," imbuhnya.
JAKARTA - Isu yang beredar mengenai penyebab menguatnya nilai tukar Rupiahterhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang beragam, mulai dari paket kebijakan ekonomi hingga pengaruh ekonomi global.
Namun, Wakil Keuangan Mardiasmo menilai, penguatan nilai tukar Rupiah hingga Rp1.000 menjadi Rp13.400 per diakibatkan pengaruh dari rights issue PT HM Putra Sampoerna Tbk (HMSP) senilai Rp20,7 triliun.
"Termasuk informasi mengenai rights issue Sampoerna, kan hanpir semua nya kan bisa dikatakan pengaruh," kata Mardiasmo di Istana Negara, Jakarta, Senin (12/10/2015).
Tidak hanya itu, Mardiasmo pun menilai, utang tiga bank berpelat merah kepada tiga Bank Pembangunan China (China Development Bank/CBD) membantu penguatan nilai tukar Rupiah.
Seperti diketahui, tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Mandiri Tbk mendapat utang masing-masing sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp14,7 triliun dari Bank Pembangunan China (China Development Bank/CBD) atau total utang mencapai USD3 miliar.
"Ya saya kira itu berpengaruh," paparnya.
Kendati demikian, Mardiasmo menyebut, faktor penguatan Rupiah terhadap dolar AS adalah efek dari paket kebijakan ekonomi jilid I, II, dan III yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Salah satu penyebabnya adalah efektifitas paket ekonomi pertama dan kedua yang udah berjalan, dan yang ketiga itu betul-betul implementatif dan jangka pendek. Sehingga para pengusaha itu juga merasa ini betul-betul yang mereka perlukan," terang dia.
Menurutnya, fundamental ekonomi yang kuat dapat menjadi tiang agar nilai tukar mata Rupiah terus menguat, "Yang penting fundamental ekonomi kan kuat, hanya trust saja kan. Ini kan sudah mulai ada kepercayaan dari para pebisnis dan masyarakat luas," paparnya.
Ditempat yang sama, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai suntikan utang segar dari China untuk tiga perbankan pelat merah tersebut mampu mendongkrak nilai tukar rupiah.
Penulis:
Feby Dwi Sutianto - detikfinance
Jumat, 20/03/2015 13:50 WIB
Danang Sugianto
Jurnalis
Dani Jumadil Akhir

Jurnalis

Jumat, 30 Januari 2015

Sejarahnya band Dream Theater

Sejarah

Awal karir (1985–1990)

Pendiri band (dari kiri ke kanan) John Myung, Mike Portnoy, dan John Petrucci pada tahun 1985.
Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum, Michael Stephen Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee. Setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci mengajak teman band semasa masih di SMA, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dan band tersebut akhirnya lengkap ketika Chris Collins masuk menjadi vokalis.
Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee Performance Center sambil mendengarkan lagu-lagu Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band.[5]
Pada saat - saat tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliah mereka, dan juga dengan kerja paruh waktu. Jadwal mereka menjadi kian ketat sehingga mereka harus memutuskan antara berkonsentrasi lebih pada band atau belajar di bidang musik dan mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD Score, ia berkata bahwa pada saat itu sangat sulit meminta izin kepada orang tuanya untuk masuk sekolah musik. Dan lebih sulit lagi untuk menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah musik.[5] Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.
Awal 1986 diisi dengan berbagai konser disekitar wilayah kota New York. Dalam kurun ini, mereka merekam demo, berjudul The Majesty Demo. Dalam jangka waktu enam bulan, terjual habis 1000 keping kaset, dan mereka menjadi kian populer dalam lingkup metal progresif. Majesty Demos masih tersedia dalam bentuk rekaman asli sampai saat ini, meskipun sudah dirilis secara resmi dalam bentuk CD, melalui "YtseJam Records".
Pada bulan November 1986, setelah beberapa bulan menulis lagu dan tampil bersama, Chris Collins keluar dari band. Setelah setahun mencoba mencari pengganti, Charlie Dominici, yang berusia jauh lebih tua dan lebih berpengalaman daripada anggota lain dalam band, berhasil mengikuti audisi. Dengan stabilitas yang Dominici tunjukan pada Majesty, mereka mulai meningkatkan jumlah pertunjukan bermain di daerah New York City, dan mendapatkan sejumlah besar perhatian.
Saat mereka mulai terkenal, grup musik dari Las Vegas yang juga bernama Majesty[6] menuntut tindakan hukum atas pelanggaran kekayaan intelektual yang terkait dengan penggunaan nama mereka, sehingga band ini terpaksa harus mencari nama baru. Berbagai kemungkinan diusulkan dan diuji, di antaranya Glasser, Magus, dan M1, yang semuanya mentah, meskipun band ini sempat menggunakan nama Glasser selama sekitar satu minggu, namun penggemar kurang bereaksi terhadap keputusan ini. Akhirnya, ayah Portnoy mengusulkan nama Dream Theater, nama sebuah teater kecil di Monterey, California, dan nama tersebut dipakai sampai sekarang.[7]

When Dream and Day Unite (1989-1990)

Dream Theater tahun 1989: John Petrucci, Mike Portnoy, Charlie Dominici, Kevin Moore, dan John Myung.
Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater berkonsentrasi pada menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York dan di daerah sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988[7] dan berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem Victory Studios di Gladwyne, Pennsylvania. Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu sekitar 3 minggu.[8]
When Dream and Day Unite dirilis pada tahun 1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar kontrak yang telah mereka buat untuk Dream Theater, sehingga band ini dibatasi untuk bermain di sekitar New York. Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya relatif lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore, New York sebagai band pembuka classic rock power, Zebra.[9]
Setelah pertunjukan keempat, Charlie Dominici dikeluarkan karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal Charlie Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang mencari gaya vokal lebih mirip Bruce Dickinson / Geoff Tate. Tak lama setelah itu, band Marillion meminta Dream Theater menjadi band pembuka bagi mereka di sebuah pertunjukan di Ritz , New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk melakukan satu kali lagi.[9] Ini terjadi dua tahun sebelum Dream Theater menemukan vokalis pengganti.

Dengan label Atlantic

Pergantian vokalis James LaBrie dan Images and Words (1991–1993)

James LaBrie ketika bergabung dengan band pada Januari 1991
Setelah kepergian Dominici, Dream Theater mengadakan audisi penyanyi dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam pencarian mereka untuk posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di antaranya mantan vokalis Fates Warning John Arch. John akhirnya memutuskan bahwa komitmen pribadinya yang lebih penting, dan ia memilih untuk tidak bergabung dengan band.[10] Pada pertengahan 1990, di sebuah acara di New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka telah berhasil merekam sebuah demo dengannya. Steve Stone hanya melakukan satu pertunjukan live dengan mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat segera. Mereka mengatakan ia terlalu sering bergerak mengelilingi panggung dengan cara yang agak aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi Bruce Dickinson. Ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!" (yang sering Bruce Dickinson teriakan selama pertunjukan live nya) beberapa kali sepanjang acara, meskipun mereka tampil di Bayshore.[11] Ini adalah lima bulan sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain. Sampai tahun 1991, band ini tetap fokus dalam upaya untuk mencari vokalis dan menulis lagu.[9] Selama periode ini mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album Images and Words (1992).
Pada bulan Januari 1991, Kevin James LaBrie, dari band glam metal Winter Rose, terbang dari Kanada ke New York untuk ikut audisi. James LaBrie melakukan audisi tiga lagu dengan band, dan segera dikontrak untuk mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk menghindari kebingungan dengan Kevin lainnya di band, (Kevin Moore). Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih kebanyakan sekitar New York). Derek Shulman dari Atco Records (sekarang EastWest), sebuah divisi dari Elektra Records, menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (yang kemudian dibuat sebagai "The Atco Demo" melalui fan club Dream Theater).
Album pertama yang direkam dibawah kontrak label rekaman baru mereka adalah Images and Words (1992). Untuk promosi, label merilis singel dan video klip untuk lagu "Another Day", tapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "Pull Me Under", tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka, berhasil diputar di radio. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan video klip untuk "Pull Me Under", yang sering diputar di MTV. Sebuah video klip ketiga diproduksi untuk "Take the Time", tapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under".
Keberhasilan "Pull Me Under", dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh Amerika Serikat dan Jepang, menyebabkan Images and Words mencapai sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di Jepang. Sebuah tur di Eropa digelar pada tahun 1993, termasuk sebuah pertunjukan di "London's Marquee Club", yang direkam dan dirils sebagai album live pertama band, Live at the Marquee. Selain itu, sebuah video kompilasi konser mereka Di Jepang (dicampur dengan dokumenter rekaman dan tahap tur dibelakang panggung) dirilis sebagai Images and Words: Live in Tokyo.

Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)

Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994, untuk mengerjakan materi album selanjutnya. Awake, album studio ketiga Dream Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat sebelum album tersebut pada proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh anggota band bahwa ia akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada ketertarikan musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya musik yang ada pada Dream Theater.[12] Akibatnya, band ini harus berjuang untuk mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan.
Jens Johansson, yang menjadi anggota band Stratovarius, merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band bersemangat untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "Keyboard Magazine", di mana ia diakui sebagai "The best new talent" dalam jajak pendapat pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk memainkan pertunjukan dengan band di "Concrete Foundations Forum" di Burbank, California. Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi keyboardist secara permanen, tapi ia memilih untuk tur dengan The Dixie Dregs. Akhirnya, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee, Derek Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan Alice Cooper dan Kiss, untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour". Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak Sherinian sebagai keyboardist pengganti Moore.[5]

A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)

Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater tidak segera mulai bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang tergabung di YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi yang paling populer antara penggemar Dream Theater pada saat itu), mulai memberikan tekanan pada band untuk segera merilis ulang lagu "A Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari album Images and Words, (tetapi dengan durasi hampir 17 menit, dianggap terlalu panjang untuk penempatan album studio), yang telah sering dimainkan secara live, dan terus merevisinya di tahun-tahun menjelang 1995.
Petisi ini berhasil, dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New York pada Mei 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu yang akhirnya menjadi 23 menit panjangnya, dengan Derek Sherinian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis "A Change of Seasons" sebagai EP bersama dengan koleksi lagu penutup dari pertunjukan live yang direkam di Ronnie Scott Jazz Club di London awal tahun 1995.
Setelah menjalankan konser singkat dan istirahat sejenak, band ini merilis CD Natal khusus melalui fans club resmi mereka, yang terdiri dari trek langka yang direkam pada awal-awal tahun band ini. Mereka terus merilis sebuah CD fans club baru setiap Natal sampai tahun 2005.
Sementara itu, ada beberapa perubahan pada EastWest, dan penghubung utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim baru di perusahaan tidak terbiasa berhubungan dengan Dream Theater, dan mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah didengar. Pada pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis album berikutnya. Selain menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih menjual, EastWest merekrut penulis/produser Desmond Child agar bekerja sama dengan Petrucci untuk memoles lirik lagu "You or Me". Seluruh anggota band menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga memunculkan dampak yang nyata pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi yang lebih "radio-friendly".
Dream Theater telah menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk Images and Words "Metropolis-I: The Miracle and The Sleeper" yang panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak mengijinkan peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD harus satu disk.[13] Lagu-lagu yang tidak terpakai kemudian dirilis di YtseJam Records dengan judul Falling into Infinity Demos.[14]
Materi yang terpakai, dirilis sebagai album Falling into Infinity, yang menerima sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara band sebelumnya. Sementara album ini terdengar kurang progresif. Trek seperti "Hollow Years" dan "You Not Me" membawa nuansa baru pada lagu Dream Theater. Secara keseluruhan, album ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy tidak berbicara secara terbuka pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam DVD dokumenter 5 Years in a Livetime di tahun 2004, bahwa ia telah begitu putus asa selama periode tersebut dan dia telah menganggap Dream Theater bubar sama sekali.
Selama "Touring into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live berjudul Once in a LIVEtime, di Perancis dan Belanda. Album ini dirilis sekitar 1998 hampir bersamaan dengan rilis video 5 Years in a Livetime, yang meliputi tahun dari kepergian Kevin Moore hingga promo tur Falling into Infinity.

Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)

Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta Records mengundang Mike Portnoy untuk membentuk sebuah "band supergrup progresif" untuk menciptakan sebuah album, dan ini menjadi yang pertama dalam serangkaian panjang proyek sampingan untuk anggota Dream Theater. Anggota band terdiri dari Mike Portnoy pada drum, John Petrucci pada gitar, Tony Levin pada bass, dan Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan akan menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati Jordan Rudess agar mau bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi keyboardist permanen Dream Theater, menggantikan Derek Sherinian.[5]
Dengan anggota baru lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam album berikutnya di BearTracks Studio. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, label memberi band kebebasan untuk berkreasi. Band ini mulai menindak lanjuti "Metropolis-Part 2", yang telah ditulis selama sesi Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu dari 20 menit menjadi album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis. yang dipuji sebagai masterpiece band, meskipun hanya mencapai Nomor 73 di chart album Amerika Serikat.[15]
Tur dunia Metropolis 2000 adalah tur terbesar mereka sampai saat ini, dan menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Konser mencerminkan aspek teatrikal dari album, dengan paruh pertama dari setiap acara yang terdiri dari seluruh lagu dari album Scenes From a Memory disertai dengan sebuah film yang menunjukkan bagian cerita yang diproyeksikan ke layar video di belakang panggung. Pada tur terakhir di Amerika Utara, tepatnya di Roseland Ballroom, New York City, difilmkan dan dirilis pada awal tahun 2001 sebagai rilis DVD pertama band, Metropolis 2000: Scenes from New York, yang bersertifikat Gold di Amerika Serikat pada 8 November 2002.[16] Band ini juga merilis seluruh acara pada live CD Live Scenes from New York.

Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)

Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah mereka pertama kali mengajukan petisi ke EastWest untuk memungkinkan mereka merilis album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan dengan Six Degrees of Inner Turbulence. CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua yang berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang yang pernah ditulis oleh Dream Theater. Banyak dari melodi lagu dan tema musik yang berasal dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang pada akhirnya menjadi lagu "Overture". Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh.
Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan sejak album Awake, memulai debutnya di tangga lagu Billboard di urutan ke 46[15], dan tangga lagu Billboard Internet di urutan pertama.[17]

Train of Thought (2003–2004)

Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory, yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album, tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai "Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari Queensryche dan Dream Theater dengan Fates Warning sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup.
Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif dari band.[18] Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "Images and Words: Live in Tokyo/5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006.
Tur dunia pun digelar, bernama Train of Thought Tour. Mulai saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah mendapat sertifikasi Platinum di Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.[16]

Octavarium (2005–2006)

The five members of Dream Theater standing together in front of a drum kit and some amplifiers on a stage.
Dream Theater setelah konser di Paris (2005). Dari kiri ke kanan: Mike Portnoy, John Petrucci, James LaBrie, John Myung dan Jordan Rudess
Setelah tur untuk mempromosikan album Train of Thought selesai, Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York untuk merekam album kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir yang menggunakan studio tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April 2005.[19]
Octavarium dirilis pada tanggal 7 Juni 2005, yang memberi band nuansa baru. Album tersebut berisi delapan lagu termasuk lagu epik "Octavarium", sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu "A Change of Seasons". Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka dengan Elektra Records, yang mewarisi kontrak dari East West Records.
Dream Theater mulai Octavarium Tour secara luas diseluruh dunia tahun 2005 dan 2006 untuk merayakan ulang tahun ke-20 mereka sebagai sebuah band, termasuk Gigantour bersama Megadeth yang diprakarsai oleh vokalis Dave Mustaine, juga menampilkan Fear Factory, Nevermore dan Symphony X. Selama acara pada tanggal 2 Agustus 2005 di Dallas, band memberi penghormatan kepada gitaris Pantera Dimebag Darrell dengan membawakan lagu "Cemetery Gates" sebagai encore. Selain itu terjadi penampilan spontan sesama musisi Russell Allen (vokalis Symphony X), Burton C. Bell (vokalis Fear Factory) dan Dave Mustaine (vokalis/gitaris Megadeth), yang bergabung dengan band di atas panggung bersama-sama membawakan bagian dari lagu tersebut.
Dream Theater kemudian mundur dari Gigantour 2005 beberapa hari sebelum tur berakhir dan melanjutkan dengan seri konser mereka sendiri, beberapa di antaranya direkam dan dirilis untuk fanclubs band. Tur ulang tahun ke-20 diakhiri dengan pertunjukan di Radio City Music Hall di New York City pada tanggal 1 April 2006. Meskipun promosi acara tergolong minimal, tiket pertunjukan terjual habis. Acara ini direkam untuk CD/DVD berjudul Score dirilis pada tanggal 29 Agustus 2006 melalui Rhino Records, menampilkan lagu-lagu dari seluruh sejarah band, serta babak kedua disertai dengan simfoni orkestra ("Octavarium Orchestra"). Rilis ini adalah rilis DVD live ketiga band yang bersertifikat Platinum di Amerika Serikat pada 11 Oktober 2006.[16]

Era Roadrunner

Systematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)

Untuk pertama kalinya dalam karir mereka, band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka di "Radio City Music Hall". Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali memasuki Avatar Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio kesembilan Dream Theater, Systematic Chaos, dirilis pada tanggal 5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru Roadrunner Records, yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh band label sebelumnya Atlantic Records. Roadrunner memberikan peningkatan promosi untuk album, dan Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu Billboard 200. Roadrunner juga membuat video klip untuk lagu "Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip band pertama sejak "Hollow Years" pada tahun 1997.
Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi dua-disk berjudul Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album berdasar pada referensi lagu "Pull Me Under", satu-satunya lagu yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga mencakup tiga lagu yang di "mix" ulang dari album kedua mereka, Images and Words, lima lagu diedit dari lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single yang belum pernah dirilis sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest hits kompilasi, Dream Theater aktif terlibat dengan album, dengan daftar lagu yang mereka rasa paling mewakili karir musik mereka.
Setelah merilis Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs), drummer Mike Portnoy mengadakan tur baru yang disebut "Progressive Nation 2008". Tidak seperti tur Dream Theater sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya di masa lalu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka kunjungi selama beberapa tahun.
Pada bulan September 2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul Chaos In Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa konser selama "Chaos in Motion tour".

Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)

Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009.[20] Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta 3-disk "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran instrumental album dan CD dari enam cover lagu dari artis seperti Queen dan Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album Billboard 200, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, yang merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.[21]

Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)

Mike Portnoy memutuskan untuk meninggalkan Dream Theater pada 8 September 2010.
Pada tanggal 8 September 2010, Mike Portnoy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Dream Theater, mengutip hubungan yang lebih baik dalam proyek-proyek lain, kelelahan, dan keinginannya untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara John Petrucci dengan MusicRadar,[22] ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy tidak ingin meninggalkan band. Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima tahun. Dia akhirnya mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah angggota band yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar.
Setelah Mike Portnoy meninggalkan Dream Theater, hubungan antara dia dan anggota band menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy mengeluh bahwa tak seorang pun dari anggota band ini yang mau menerima telpon dan membalas e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya Petrucci dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi sangat tinggi ketika Portnoy menyebut James LaBrie "tidak sopan" untuk komentar yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang menyatakan bahwa Dream Theater "tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy tidak lagi menjadi anggota band.
Pada suatu hari, laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat Dream Theater. Portnoy menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali dengan band: "Mereka adalah orang-orang yang telah menutup pintu dan aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat dan aku telah siap, bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka pernah.. akan menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka terlalu keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."[23]
Sekitar sebulan setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di New York City. Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5 November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco Minnemann, Aquiles Priester, dan Peter Wildoer. Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga bagian seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits Carries On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa Mike Mangini adalah drummer yang dipilih. Petrucci kemudian menjelaskan bahwa Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung kembali setelah keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah meninggalkan pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk Dream Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.[24]

A Dramatic Turn of Events (2011-2012)

Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound Studios" untuk mulai mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011. Sesi menulis lagu selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa Mangini. Pada tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011 mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai.
KonserA Dramatic Tour of Events pada tahun 2012.
A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia pada tanggal 12 September 2011 dan di Amerika Serikat pada tanggal 13 September 2011. A Dramatic Turn of Events berhasil menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan di Billboard 200.[25][26] Lagu singel "On the Backs of Angels", menjadi nominasi di Penghargaan Grammy 2012, untuk "Best Hard Rock/Metal Performance".
Dream Theater menggebrak tur untuk promosi A Dramatic Turn of Events pada tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011, band ini kembali ke Eropa dengan Periphery, ke Asia dengan Andy McKee, ke Amerika Utara dengan Crimson Projekct dan kemudian ke Amerika Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada tanggal 21 April 2012, untuk pertama kalinya mereka menggelar konser di Jakarta dalam rangkaian tur Asia. Dream Theater menggelar konser di Mata Elang Indoor Stadium, Ancol, Jakarta, Indonesia.[27][28]
Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di Luna Park Buenos Aires, Argentina, dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions".[29][30][31] Setelah tertunda selama enam bulan, Live at Luna Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock Entertainment.[32]

Dream Theater (2013 - Sekarang)

Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events" Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas.[33] Selama soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan John Petrucci membawa materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan tur, band ini mengambil istirahat tapi terus menulis. Mereka berkumpul kembali di awal 2013 untuk masuk studio.[34]
Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali menandatangani kontrak dengan Roadrunner Records; band harus segera mulai merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar: "dedikasi Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua dari awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan. Roadrunner adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa yang mereka lakukan tapi yang benar-benar memahami tentang Dream Theater, dan orang-orang yang menakjubkan yang mendukung kami di seluruh dunia yang bangga kami sebut sebagai fans kami. Mereka adalah perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang berakar pada cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karir dan menyandarkan tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat menghadapi masa depan kami bersama-sama!".[35]
Album kedua belas Dream Theater dirilis pada tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari 34.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di Billboard 200, ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga menempati posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman, Argentina, Belanda, Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia, Austria, Indonesia, Australia, dan Inggris Raya.[36][37][38]
Mangini dan Petrucci pada konser di Senayan, Jakarta Oktober 2014.
Pada bulan Januari 2014, mereka memulai "Along for the Ride Tour" untuk mempromosikan album self-titled mereka. Tur dimulai di Eropa pada tanggal 15 Januari 2014. Jadwal tur Eropa, yang diterbitkan di website resmi band (24 Juni 2013), merupakan leg pertama di Eropa.[39] Dilanjutkan jadwal tur untuk Amerika Utara pada bulan Maret dan April 2014,[40] bulan Juli untuk leg ketiga tur yang berlanjut di Eropa,[41][42][43], dan bulan September sampai Oktober mereka menggelar tur di Amerika Selatan, Asia, dan Australia.[44][45] Untuk kedua kalinya mereka kembali menggelar konser di Jakarta, tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2014, bertempat di Lapangan D, Senayan, Jakarta.[46][47]
Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater mengumumkan album DVD live mereka, Breaking the Fourth Wall, yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "The Boston Opera House" pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung dengan "The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir", disutradarai oleh Eren Başbuğ. Breaking the Fourth Wall dirilis pada tanggal 30 September 2014.[48]

Karakteristik penulisan lagu

Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.
Dimulai dengan album Train of Thought, Dream Theater sudah mulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada fan yang fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut "nugget") tersembunyi di lagu "In the Name of God", yang merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls", yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak fan Dream Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi fan biasa.
Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:
  • Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless Sacrifice"
  • Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
    • Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
    • Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
    • Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
    • Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
    • Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di lagu "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
    • Bagian - bagian dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".
  • Six Degrees of Inner Turbulence, album studio keenam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, album studio ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, album studio ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.
  • Lagu "Octavarium" dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan tidak diawali dengan akhiran "Octavarium". Analisis detail tentang "nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen.[49]

Logo dan citra

Bentuk huruf pada tulisan Dream Theater dan simbol "Majesty"
Meskipun band dipaksa untuk mengubah nama mereka, Dream Theater tetap mengadopsi logo lama (yang dikenal sebagai simbol Majesty) dan tanda huruf (identitas grafis) yang muncul di sebagian besar bahan promosi dan sampul depan setiap album studio Dream Theater. Simbol Majesty berasal dari tanda yang terdapat pada Mary, Queen of Scots.[50][51] Logo ini diciptakan ketika Dream Theater masih dikenal sebagai Majesty, maka mengapa ini disebut "The Majesty Symbol" (meskipun mereka mengganti nama mereka tak lama setelah melakukan hal ini).
Logo ini dikerjakan ulang oleh Charlie Dominici untuk digunakan pada desain sampul album When Dream and Day Unite.[52] Meskipun Charlie meninggalkan band setelah album ini dirilis, dan meskipun Charlie membuat logo ini (termasuk setelah itu tato di tangannya), band ini terus memakai logo sejak saat itu dan muncul di hampir setiap rilis Dream Theater, termasuk rilis Bootleg, Demo, dan setiap album studio Dream Theater.