Sejarah
Awal karir (1985–1990)
Pendiri band (dari kiri ke kanan) John Myung, Mike Portnoy, dan John Petrucci pada tahun 1985.
Dream Theater dibentuk pada bulan
September 1985, ketika
gitaris John Petrucci dan
bassis John Myung memutuskan membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di
Berklee College of Music di
Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum,
Michael Stephen Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee. Setelah dua hari negosiasi, mereka berhasil mengajak
Mike Portnoy
untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat
kosong di band tersebut, dan Petrucci mengajak teman band semasa masih
di SMA,
Kevin Moore, untuk menjadi pemain
keyboard. Dan band tersebut akhirnya lengkap ketika Chris Collins masuk menjadi
vokalis.
Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama
Majesty. Menurut dokumentasi
DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser
Rush
di Berklee Performance Center sambil mendengarkan lagu-lagu Rush dengan
boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (
Bastille Day) terdengar sangat "majestic". Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuk sebuah band.
[5]
Pada saat - saat tersebut, Portnoy, John Petrucci dan Myung masih
berkutat dengan kuliah mereka, dan juga dengan kerja paruh waktu. Jadwal
mereka menjadi kian ketat sehingga mereka harus memutuskan antara
berkonsentrasi lebih pada band atau belajar di bidang musik dan
mengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka
bertiga keluar dari Berklee untuk berkonsentrasi di karier musik.
Petrucci mengomentari tentang hal ini di dokumentasi DVD
Score,
ia berkata bahwa pada saat itu sangat sulit meminta izin kepada orang
tuanya untuk masuk sekolah musik. Dan lebih sulit lagi untuk menyakinkan
orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah musik.
[5] Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia Stagan, untuk berkonsentrasi dengan band tersebut.
Awal 1986 diisi dengan berbagai konser disekitar wilayah kota New York. Dalam kurun ini, mereka merekam
demo, berjudul
The Majesty Demo.
Dalam jangka waktu enam bulan, terjual habis 1000 keping kaset, dan
mereka menjadi kian populer dalam lingkup metal progresif.
Majesty Demos masih tersedia dalam bentuk rekaman asli sampai saat ini, meskipun sudah dirilis secara resmi dalam bentuk CD, melalui "
YtseJam Records".
Pada bulan November 1986, setelah beberapa bulan menulis lagu dan
tampil bersama, Chris Collins keluar dari band. Setelah setahun mencoba
mencari pengganti,
Charlie Dominici,
yang berusia jauh lebih tua dan lebih berpengalaman daripada anggota
lain dalam band, berhasil mengikuti audisi. Dengan stabilitas yang
Dominici tunjukan pada Majesty, mereka mulai meningkatkan jumlah
pertunjukan bermain di daerah New York City, dan mendapatkan sejumlah
besar perhatian.
Saat mereka mulai terkenal, grup musik dari Las Vegas yang juga bernama Majesty
[6]
menuntut tindakan hukum atas pelanggaran kekayaan intelektual yang
terkait dengan penggunaan nama mereka, sehingga band ini terpaksa harus
mencari nama baru. Berbagai kemungkinan diusulkan dan diuji, di
antaranya
Glasser,
Magus, dan
M1, yang semuanya mentah, meskipun band ini sempat menggunakan nama
Glasser selama sekitar satu minggu, namun penggemar kurang bereaksi terhadap keputusan ini. Akhirnya, ayah Portnoy mengusulkan nama
Dream Theater, nama sebuah teater kecil di Monterey,
California, dan nama tersebut dipakai sampai sekarang.
[7]
When Dream and Day Unite (1989-1990)
Dream Theater tahun 1989: John Petrucci, Mike Portnoy, Charlie Dominici, Kevin Moore, dan John Myung.
Dengan stabilitas baru mereka, Dream Theater berkonsentrasi pada
menulis lebih banyak bahan saat bermain konser di New York dan di daerah
sekitarnya. Hal ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah
divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama
mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988
[7] dan berangkat untuk merekam album debut mereka. Band ini merekam album di Kajem Victory Studios di Gladwyne,
Pennsylvania. Merekam trek dasar sekitar 10 hari, dan seluruh album selesai dalam waktu sekitar 3 minggu.
[8]
When Dream and Day Unite
dirilis pada tahun 1989. Mechanic akhirnya melanggar sebagian besar
kontrak yang telah mereka buat untuk Dream Theater, sehingga band ini
dibatasi untuk bermain di sekitar
New York.
Tur promosi untuk album hanya terdiri dari lima konser, yang semuanya
relatif lokal. Pertunjukan pertama mereka di Sundance Bay Shore,
New York sebagai band pembuka classic rock power, Zebra.
[9]
Setelah pertunjukan keempat,
Charlie Dominici dikeluarkan karena band ini mulai merasakan keterbatasan suara vokal
Charlie Dominici berdasarkan gaya vokal mereka inginkan. Band ini sedang mencari gaya vokal lebih mirip
Bruce Dickinson /
Geoff Tate. Tak lama setelah itu, band
Marillion
meminta Dream Theater menjadi band pembuka bagi mereka di sebuah
pertunjukan di Ritz , New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk
melakukan satu kali lagi.
[9] Ini terjadi dua tahun sebelum Dream Theater menemukan vokalis pengganti.
Dengan label Atlantic
Pergantian vokalis James LaBrie dan Images and Words (1991–1993)
James LaBrie ketika bergabung dengan band pada Januari 1991
Setelah kepergian Dominici, Dream Theater mengadakan audisi penyanyi
dan menulis materi untuk album berikutnya. Dalam pencarian mereka untuk
posisi vokalis, diikuti lebih dari 200 orang, di antaranya mantan
vokalis
Fates Warning
John Arch. John akhirnya memutuskan bahwa komitmen pribadinya yang
lebih penting, dan ia memilih untuk tidak bergabung dengan band.
[10] Pada pertengahan 1990, di sebuah acara di
New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Mereka telah berhasil merekam sebuah
demo
dengannya. Steve Stone hanya melakukan satu pertunjukan live dengan
mereka, yang berakhir malapetaka, dan dipecat segera. Mereka mengatakan
ia terlalu sering bergerak mengelilingi panggung dengan cara yang agak
aneh, tampaknya melakukan kesan buruk bagi
Bruce Dickinson.
Ia sering berteriak "Scream for me Long Beach!" (yang sering Bruce
Dickinson teriakan selama pertunjukan live nya) beberapa kali sepanjang
acara, meskipun mereka tampil di Bayshore.
[11]
Ini adalah lima bulan sebelum Dream Theater memainkan pertunjukan lain.
Sampai tahun 1991, band ini tetap fokus dalam upaya untuk mencari
vokalis dan menulis lagu.
[9] Selama periode ini mereka menulis sebagian besar materi yang akan menjadi album
Images and Words (1992).
Pada bulan Januari 1991,
Kevin James LaBrie, dari band
glam metal Winter Rose, terbang dari
Kanada ke
New York untuk ikut audisi.
James LaBrie
melakukan audisi tiga lagu dengan band, dan segera dikontrak untuk
mengisi posisi vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk
menghilangkan nama depannya untuk menghindari kebingungan dengan Kevin
lainnya di band, (
Kevin Moore).
Selama beberapa bulan, band ini kembali ke mengadakan konser (masih
kebanyakan sekitar New York). Derek Shulman dari Atco Records (sekarang
EastWest), sebuah divisi dari
Elektra Records,
menawarkan kontrak untuk tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (yang
kemudian dibuat sebagai "The Atco Demo" melalui fan club Dream Theater).
Album pertama yang direkam dibawah kontrak
label rekaman baru mereka adalah
Images and Words (1992). Untuk promosi, label merilis
singel dan
video klip untuk lagu
"Another Day", tapi tidak membuat dampak komersial yang signifikan. Lagu "
Pull Me Under",
tanpa promosi terorganisasi dari band atau label mereka, berhasil
diputar di radio. Sebagai tanggapan, ATCO membuatkan video klip untuk
"Pull Me Under", yang sering diputar di
MTV. Sebuah video klip ketiga diproduksi untuk
"Take the Time", tapi tidak berhasil seperti "Pull Me Under".
Keberhasilan
"Pull Me Under", dikombinasikan dengan tur tanpa henti di seluruh
Amerika Serikat dan
Jepang, menyebabkan Images and Words mencapai
sertifikasi gold di Amerika dan status platinum di Jepang. Sebuah tur di
Eropa digelar pada tahun 1993, termasuk sebuah pertunjukan di "London's Marquee Club", yang direkam dan dirils sebagai
album live pertama band,
Live at the Marquee.
Selain itu, sebuah video kompilasi konser mereka Di Jepang (dicampur
dengan dokumenter rekaman dan tahap tur dibelakang panggung) dirilis
sebagai
Images and Words: Live in Tokyo.
Album Awake dan keluarnya Kevin Moore (1994-1995)
Dream Theater masuk ke studio pada Mei 1994, untuk mengerjakan materi album selanjutnya.
Awake,
album studio ketiga Dream Theater, dirilis pada 4 Oktober 1994 di
tengah-tengah badai kontroversi. Sesaat sebelum album tersebut pada
proses mixing, Moore telah mengumumkan ke seluruh anggota band bahwa ia
akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi pada ketertarikan
musiknya sendiri, karena ia tidak lagi tertarik pada tur atau gaya musik
yang ada pada Dream Theater.
[12] Akibatnya, band ini harus berjuang untuk mencari keyboardist pengganti sebelum tur dijalankan.
Jens Johansson, yang menjadi anggota band
Stratovarius,
merupakan salah satu nama terbesar untuk audisi, namun anggota band
bersemangat untuk mengisi posisi keyboard dengan keyboardist
Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah menemukan Rudess di "
Keyboard Magazine",
di mana ia diakui sebagai "The best new talent" dalam jajak pendapat
pembaca. Keduanya mengundang Jordan untuk memainkan pertunjukan dengan
band di "Concrete Foundations Forum" di Burbank,
California.
Meskipun acara itu sukses, dan Rudess diminta untuk mengisi posisi
keyboardist secara permanen, tapi ia memilih untuk tur dengan The Dixie
Dregs. Akhirnya, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee,
Derek Sherinian, yang sebelumnya telah melakukan tur dengan
Alice Cooper dan
Kiss,
untuk mengisi posisi keyboard pada "Waking Up the World Tour".
Akhirnya, ditengah-tengah tur, band memutuskan untuk mengontrak
Sherinian sebagai keyboardist pengganti Moore.
[5]
A Change of Seasons, Falling into Infinity (1995–1998)
Setelah menemukan anggota baru, Dream Theater tidak segera mulai
bekerja pada materi baru. Fans di seluruh dunia, yang tergabung di
YtseJam
Mailing List
(bentuk komunikasi yang paling populer antara penggemar Dream Theater
pada saat itu), mulai memberikan tekanan pada band untuk segera merilis
ulang lagu
"A Change of Seasons", yang telah ditulis pada tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari album
Images and Words,
(tetapi dengan durasi hampir 17 menit, dianggap terlalu panjang untuk
penempatan album studio), yang telah sering dimainkan secara live, dan
terus merevisinya di tahun-tahun menjelang 1995.
Petisi ini berhasil, dan band masuk ke "BearTracks Studios" di New
York pada Mei 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu yang akhirnya
menjadi 23 menit panjangnya, dengan
Derek Sherinian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lagu tersebut. Band ini merilis
"A Change of Seasons" sebagai
EP bersama dengan koleksi lagu penutup dari pertunjukan live yang direkam di
Ronnie Scott Jazz Club di
London awal tahun 1995.
Setelah menjalankan konser singkat dan istirahat sejenak, band ini
merilis CD Natal khusus melalui fans club resmi mereka, yang terdiri
dari trek langka yang direkam pada awal-awal tahun band ini. Mereka
terus merilis sebuah CD fans club baru setiap Natal sampai tahun 2005.
Sementara itu, ada beberapa perubahan pada
EastWest,
dan penghubung utama Dream Theater pada label dipecat. Akibatnya, tim
baru di perusahaan tidak terbiasa berhubungan dengan Dream Theater, dan
mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah
didengar. Pada pertengahan 1997, mereka masuk studio untuk menulis
album berikutnya. Selain menekan band untuk mengadopsi suara yang lebih
menjual,
EastWest
merekrut penulis/produser Desmond Child agar bekerja sama dengan
Petrucci untuk memoles lirik lagu "You or Me". Seluruh anggota band
menulis ulang lagu, dan Desmond Child juga memunculkan dampak yang nyata
pada album, dengan pergeseran ke arah komposisi yang lebih
"radio-friendly".
Dream Theater telah menulis materi hampir dua CD, termasuk lanjutan untuk
Images and Words "Metropolis-I: The Miracle and The Sleeper"
yang panjangnya hampir 20 menit. Pihak label, bagaimanapun juga tidak
mengijinkan peluncuran album ganda karena merasa bahwa durasi 140 menit
tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat umum. James LaBrie juga
merasa bahwa CD harus satu disk.
[13] Lagu-lagu yang tidak terpakai kemudian dirilis di
YtseJam Records dengan judul
Falling into Infinity Demos.
[14]
Materi yang terpakai, dirilis sebagai album
Falling into Infinity,
yang menerima sambutan beragam dari fans yang lebih akrab dengan suara
band sebelumnya. Sementara album ini terdengar kurang progresif. Trek
seperti
"Hollow Years" dan
"You Not Me"
membawa nuansa baru pada lagu Dream Theater. Secara keseluruhan, album
ini menuai kekecewaan. Meskipun Portnoy tidak berbicara secara terbuka
pada saat itu, ia kemudian mengungkapkan dalam DVD dokumenter
5 Years in a Livetime
di tahun 2004, bahwa ia telah begitu putus asa selama periode tersebut
dan dia telah menganggap Dream Theater bubar sama sekali.
Selama "Touring into Infinity" ke Eropa, dua konser telah direkam untuk album live berjudul
Once in a LIVEtime, di
Perancis dan
Belanda. Album ini dirilis sekitar 1998 hampir bersamaan dengan rilis video
5 Years in a Livetime, yang meliputi tahun dari kepergian Kevin Moore hingga promo tur
Falling into Infinity.
Masuknya Jordan Rudess dan Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory (1999-2000)
Pada tahun 1997, Mike Varney dari
Magna Carta Records mengundang
Mike Portnoy
untuk membentuk sebuah "band supergrup progresif" untuk menciptakan
sebuah album, dan ini menjadi yang pertama dalam serangkaian panjang
proyek sampingan untuk anggota Dream Theater. Anggota band terdiri dari
Mike Portnoy pada drum,
John Petrucci pada gitar,
Tony Levin pada bass, dan
Jordan Rudess pada keyboard, yang telah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama
Liquid Tension Experiment, dan akan menjadi media bagi Portnoy dan Petrucci untuk mendekati
Jordan Rudess
agar mau bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima
tawaran untuk menjadi keyboardist permanen Dream Theater, menggantikan
Derek Sherinian.
[5]
Dengan anggota baru lagi, Dream Theater mulai menulis dan merekam
album berikutnya di BearTracks Studio. Sebagai hasil ultimatum dari
Portnoy, label memberi band kebebasan untuk berkreasi. Band ini mulai
menindak lanjuti
"Metropolis-Part 2", yang telah ditulis selama sesi
Falling into Infinity tetapi tidak dimasukkan pada album itu. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu dari 20 menit menjadi
album konsep yang lengkap, dengan cerita berputar di sekitar tema-tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Pada tahun 1999,
Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis. yang dipuji sebagai masterpiece band, meskipun hanya mencapai Nomor 73 di chart album Amerika Serikat.
[15]
Tur dunia Metropolis 2000 adalah tur terbesar mereka sampai saat ini,
dan menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Konser mencerminkan aspek
teatrikal dari album, dengan paruh pertama dari setiap acara yang
terdiri dari seluruh lagu dari album
Scenes From a Memory
disertai dengan sebuah film yang menunjukkan bagian cerita yang
diproyeksikan ke layar video di belakang panggung. Pada tur terakhir di
Amerika Utara, tepatnya di Roseland Ballroom, New York City, difilmkan
dan dirilis pada awal tahun 2001 sebagai rilis DVD pertama band,
Metropolis 2000: Scenes from New York, yang bersertifikat Gold di Amerika Serikat pada 8 November 2002.
[16] Band ini juga merilis seluruh acara pada live CD
Live Scenes from New York.
Six Degrees of Inner Turbulence (2001–2002)
Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam
album studio keenam mereka. Empat tahun setelah mereka pertama kali mengajukan petisi ke
EastWest untuk memungkinkan mereka merilis album ganda, mereka akhirnya mendapat kesempatan dengan
Six Degrees of Inner Turbulence.
CD pertama terdiri dari lima lagu berdurasi 7-13 menit, dan disc kedua
yang berisi lagu berdurasi 42 menit, yang menjadi lagu terpanjang yang
pernah ditulis oleh Dream Theater. Banyak dari melodi lagu dan tema
musik yang berasal dari sepotong instrumental, ditulis oleh Rudess, yang
pada akhirnya menjadi lagu
"Overture". Tema tersebut kemudian diperluas oleh anggota band untuk membentuk masing-masing bab dalam sebuah cerita yang utuh.
Six Degrees of Inner Turbulence diterima dengan baik oleh para kritikus dan pers. Yang menjadikan album ini paling dipublikasikan sejak album
Awake, memulai debutnya di
tangga lagu Billboard di urutan ke 46
[15], dan tangga lagu Billboard Internet di urutan pertama.
[17]
Train of Thought (2003–2004)
Pada tahun 2003, Dream Theater masuk studio untuk menulis dan merekam album lain. Tidak seperti
Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory,
yang telah ditulis dan direkam secara bersamaan di studio, band ini
mengambil pendekatan yang berbeda dengan menyisihkan waktu tiga minggu
untuk menulis lagu sebelum rekaman. Di tengah sesi rekaman untuk album,
tur khusus dengan dua band metal progresif lainnya,
Queensryche dan
Fates Warning,
diadakan di Amerika Utara. Dimaksud dalam materi promosi band sebagai
"Escape from the Studio American tour", tur gabungan dari
Queensryche dan Dream Theater dengan
Fates Warning
sebagai band pendukung. Sebagai akhir untuk setiap konser ada encore
yang diperpanjang di mana Dream Theater dan Queensryche tampil di atas
panggung secara bersamaan, memainkan lagu-lagu penutup.
Setelah tur selesai, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka,
Train of Thought.
Berbeda dengan lagu-lagu di album mereka sebelumnya, suara musik metal
lebih banyak terdengar di album ini, yang terdengar agak asing bagi
banyak penggemar, yang telah terbiasa mendengar suara rock progresif
dari band.
[18] Dalam waktu ini mereka juga kembali merilis ulang dua video live pertama dalam format DVD, berjudul "
Images and Words: Live in Tokyo/
5 Years in a Livetime" pada tanggal 29 Juni 2004, melalui Rhino Records. Rilis ini bersertifikat Platinum pada tanggal 22 Maret 2006.
Tur dunia pun digelar, bernama
Train of Thought Tour. Mulai
saat itu mereka mengadakan tur yang bertajuk "An Evening with Dream
Theater". Dream Theater juga merekam konser mereka di
Nippon Budokan Hall yang terkenal di
Tokyo, Jepang dan dirilis dalam bentuk CD/DVD berjudul
Live at Budokan, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2004, dan telah mendapat
sertifikasi Platinum di
Amerika Serikat pada tanggal 26 Januari 2005.
[16]
Octavarium (2005–2006)
Setelah tur untuk mempromosikan album
Train of Thought
selesai, Dream Theater kembali masuk studio Hit Factory di New York
untuk merekam album kedelapan mereka. Mereka menjadi grup band terakhir
yang menggunakan studio tersebut, sebelum ditutup pada tanggal 1 April
2005.
[19]
Octavarium dirilis pada tanggal 7 Juni 2005, yang memberi band nuansa baru. Album tersebut berisi delapan lagu termasuk lagu epik
"Octavarium", sebuah epik 24 menit yang menyaingi lagu
"A Change of Seasons".
Octavarium menerima tanggapan yang beragam dari para fan dan merupakan album terakhir di bawah kesepakatan tujuh album mereka dengan
Elektra Records, yang mewarisi kontrak dari
East West Records.
Dream Theater mulai Octavarium Tour secara luas diseluruh dunia tahun
2005 dan 2006 untuk merayakan ulang tahun ke-20 mereka sebagai sebuah
band, termasuk Gigantour bersama
Megadeth yang diprakarsai oleh vokalis
Dave Mustaine, juga menampilkan
Fear Factory,
Nevermore dan
Symphony X. Selama acara pada tanggal 2 Agustus 2005 di Dallas, band memberi penghormatan kepada gitaris
Pantera Dimebag Darrell dengan membawakan lagu "Cemetery Gates" sebagai encore. Selain itu terjadi penampilan spontan sesama musisi
Russell Allen (vokalis Symphony X), Burton C. Bell (vokalis Fear Factory) dan
Dave Mustaine (vokalis/gitaris Megadeth), yang bergabung dengan band di atas panggung bersama-sama membawakan bagian dari lagu tersebut.
Dream Theater kemudian mundur dari Gigantour 2005 beberapa hari
sebelum tur berakhir dan melanjutkan dengan seri konser mereka sendiri,
beberapa di antaranya direkam dan dirilis untuk fanclubs band. Tur ulang
tahun ke-20 diakhiri dengan pertunjukan di
Radio City Music Hall
di New York City pada tanggal 1 April 2006. Meskipun promosi acara
tergolong minimal, tiket pertunjukan terjual habis. Acara ini direkam
untuk CD/DVD berjudul
Score
dirilis pada tanggal 29 Agustus 2006 melalui Rhino Records, menampilkan
lagu-lagu dari seluruh sejarah band, serta babak kedua disertai dengan
simfoni orkestra ("Octavarium Orchestra"). Rilis ini adalah rilis DVD
live ketiga band yang bersertifikat Platinum di Amerika Serikat pada 11
Oktober 2006.
[16]
Era Roadrunner
Systematic Chaos dan Greatest Hit (2006–2008)
Untuk pertama kalinya dalam karir mereka, band ini memutuskan untuk mengambil cuti musim panas setelah pertunjukan mereka di "
Radio City Music Hall".
Pada bulan September 2006, Dream Theater kembali memasuki Avatar
Studios untuk merekam album selanjutnya. Album studio kesembilan Dream
Theater,
Systematic Chaos, dirilis pada tanggal 5 Juni 2007. Menandai kerja sama pertama mereka dengan label baru
Roadrunner Records, yang pada tahun 2010 akan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh band label sebelumnya
Atlantic Records. Roadrunner memberikan peningkatan promosi untuk album, dan
Systematic Chaos menempati nomor 19 di tangga lagu
Billboard 200. Roadrunner juga membuat video klip untuk lagu
"Constant Motion" pada tanggal 14 Juli 2007, video klip band pertama sejak
"Hollow Years" pada tahun 1997.
Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi dua-disk berjudul
Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band. Judul album berdasar pada referensi lagu
"Pull Me Under",
satu-satunya lagu yang berhasil menjadi radio hit. Album ini juga
mencakup tiga lagu yang di "mix" ulang dari album kedua mereka,
Images and Words,
lima lagu diedit dari lagu yang dirilis sebelumnya, dan trek single
yang belum pernah dirilis sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan greatest
hits kompilasi, Dream Theater aktif terlibat dengan album, dengan daftar
lagu yang mereka rasa paling mewakili karir musik mereka.
Setelah merilis
Greatest Hit (...and 21 Other Pretty Cool Songs), drummer
Mike Portnoy
mengadakan tur baru yang disebut "Progressive Nation 2008". Tidak
seperti tur Dream Theater sebelumnya, pertunjukan diadakan di kota-kota
yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya di masa lalu (seperti
Vancouver,
Kanada) atau kota-kota yang jarang mereka kunjungi selama beberapa tahun.
Pada bulan September 2008, band ini merilis satu set DVD yang berjudul
Chaos In Motion 2007/2008, menampilkan lagu-lagu yang direkam di beberapa konser selama "Chaos in Motion tour".
Black Clouds & Silver Linings (2008–2010)
Pada tanggal 7 Oktober 2008, Dream Theater kembali ke Avatar Studios
untuk mulai mengerjakan album kesepuluh mereka, yang berjudul
Black Clouds & Silver Linings, dirilis pada tanggal 23 Juni 2009.
[20]
Selain CD standar, album ini tersedia dalam format vinyl LP, serta
3-disk "Special Edition CD" yang mencakup full album, CD campuran
instrumental album dan CD dari enam
cover lagu dari artis seperti
Queen dan
Rainbow. Pada tanggal 1 Juli 2009, album menempati tangga lagu nomor 6 di Top 200 chart album
Billboard 200, dengan penjualan minggu pertama sebesar 40.285, yang merupakan rekor tertinggi mereka dalam penjualan album.
[21]
Keluarnya Mike Portnoy (2010–2011)
Mike Portnoy memutuskan untuk meninggalkan Dream Theater pada 8 September 2010.
Pada tanggal 8 September 2010,
Mike Portnoy
mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Dream Theater, mengutip hubungan
yang lebih baik dalam proyek-proyek lain, kelelahan, dan keinginannya
untuk istirahat sebagai alasan. Dalam wawancara
John Petrucci dengan
MusicRadar,
[22]
ia mengungkapkan bahwa awalnya Portnoy tidak ingin meninggalkan band.
Ia hanya ingin mengambil istirahat selama lima tahun. Dia akhirnya
mempersingkat menjadi sekitar satu tahun. Hanya setelah angggota band
yang lain menolak proposal itu Portnoy memutuskan untuk keluar.
Setelah
Mike Portnoy
meninggalkan Dream Theater, hubungan antara dia dan anggota band
menjadi tegang. Pada bulan Februari 2011, Portnoy mengeluh bahwa tak
seorang pun dari anggota band ini yang mau menerima telpon dan membalas
e-mail darinya. Namun, kemudian Portnoy berkomentar bahwa hanya Petrucci
dan Rudess yang masih berhubungan dengan dia. Ketegangan menjadi sangat
tinggi ketika Portnoy menyebut
James LaBrie
"tidak sopan" untuk komentar yang dibuat LaBrie selama wawancara, yang
menyatakan bahwa Dream Theater "tidak sedih sama sekali" setelah Portnoy
tidak lagi menjadi anggota band.
Pada suatu hari, laporan palsu muncul bahwa Portnoy telah menggugat
Dream Theater. Portnoy menyatakan bahwa ia ingin bergabung kembali
dengan band:
"Mereka adalah orang-orang yang telah menutup pintu dan
aku hanya butuh istirahat, dan aku sudah istirahat dan aku telah siap,
bersedia dan mampu. Tapi jujur aku tidak berpikir mereka pernah.. akan
menerima, mereka telah menutup pintu mereka dan aku pikir mereka terlalu
keras kepala dalam pembuktian diri tanpaku. Jadi aku tidak terlalu
berharap. Tapi pintuku selalu terbuka..."[23]
Sekitar sebulan setelah keluarnya Portnoy, Dream Theater mulai audisi untuk drummer baru di
New York City.
Para kandidat diberitahu apakah mereka dipilih atau tidak pada tanggal 5
November 2010. Drumer yang diundang untuk audisi adalah
Mike Mangini,
Derek Roddy,
Thomas Lang,
Virgil Donati,
Marco Minnemann,
Aquiles Priester, dan
Peter Wildoer.
Namun, hasil audisi tidak dipublikasikan sampai April 2011 melalui tiga
bagian seri dokumenter di YouTube yang diberi judul "The Spirits
Carries On". Dalam episode terakhir dari seri tersebut, diumumkan bahwa
Mike Mangini
adalah drummer yang dipilih. Petrucci kemudian menjelaskan bahwa
Portnoy sebenarnya mendekati mereka untuk bergabung kembali setelah
keputusan mereka memilih Mangini. Mangini saat itu telah meninggalkan
pekerjaannya sebagai profesor di Berklee dan berkomitmen untuk Dream
Theater, sehingga tawaran Portnoy itu ditolak.
[24]
A Dramatic Turn of Events (2011-2012)
Dream Theater kembali masuk "Cove City Sound Studios" untuk mulai
mengerjakan album baru pada tanggal 3 Januari 2011. Sesi menulis lagu
selesai pada tanggal 2 Maret 2011 dan dilakukan tanpa Mangini. Pada
tanggal 14 April 2011, LaBrie mulai merekam vokal dan 28 Juni 2011
mixing dan mastering oleh Andy Wallace selesai.
KonserA Dramatic Tour of Events pada tahun 2012.
A Dramatic Turn of Events dirilis di seluruh dunia pada tanggal 12 September 2011 dan di
Amerika Serikat pada tanggal 13 September 2011.
A Dramatic Turn of Events berhasil menempati tangga lagu nomor satu di beberapa negara dan mencapai posisi delapan di
Billboard 200.
[25][26] Lagu singel "On the Backs of Angels", menjadi nominasi di
Penghargaan Grammy 2012, untuk
"Best Hard Rock/Metal Performance".
Dream Theater menggebrak tur untuk promosi
A Dramatic Turn of Events pada tanggal 4 Juli 2011 di Roma, Italia. Setelah istirahat sejenak di akhir 2011, band ini kembali ke Eropa dengan
Periphery, ke Asia dengan
Andy McKee, ke Amerika Utara dengan
Crimson Projekct
dan kemudian ke Amerika Selatan untuk akhir dari rangkaian tur. Pada
tanggal 21 April 2012, untuk pertama kalinya mereka menggelar konser di
Jakarta dalam rangkaian tur Asia. Dream Theater menggelar konser di
Mata Elang Indoor Stadium, Ancol,
Jakarta, Indonesia.
[27][28]
Pada 19 dan 20 Agustus 2012, dua konser direkam di Luna Park
Buenos Aires,
Argentina, dan dirilis dalam format Blu-ray oleh "Over the Edge Productions".
[29][30][31] Setelah tertunda selama enam bulan,
Live at Luna Park dirilis pada tanggal 5 November 2013, oleh Eagle Rock Entertainment.
[32]
Dream Theater (2013 - Sekarang)
Pada saat tur "A Dramatic Tour of Events" Dream Theater mulai menulis konsep untuk album studio kedua belas.
[33] Selama soundchecks, band ini mencatat dan merekam ide-ide mereka, dan
John Petrucci
membawa materi yang ia tulis secara independen. Setelah menyelesaikan
tur, band ini mengambil istirahat tapi terus menulis. Mereka berkumpul
kembali di awal 2013 untuk masuk studio.
[34]
Pada bulan Desember 2012, Dream Theater kembali menandatangani kontrak dengan
Roadrunner Records; band harus segera mulai merekam album baru sebagai bagian dari perjanjian baru. Band ini berkomentar:
"dedikasi
Roadrunner dan komitmen untuk Dream Theater telah jelas bagi kita semua
dari awal, dan konsisten di semua departemen dan pada semua tingkatan.
Roadrunner adalah sebuah label rekaman yang tidak hanya besar pada apa
yang mereka lakukan tapi yang benar-benar memahami tentang Dream
Theater, dan orang-orang yang menakjubkan yang mendukung kami di seluruh
dunia yang bangga kami sebut sebagai fans kami. Mereka adalah
perusahaan rekaman kita dengan sebuah organisasi yang berakar pada
cita-cita dan misinya. Kami telah mencapai banyak karir dan menyandarkan
tonggak pada Roadrunner dan semua dipompa dalam semangat menghadapi
masa depan kami bersama-sama!".[35]
Album kedua belas
Dream Theater
dirilis pada tanggal 23 September 2013. Album ini terjual lebih dari
34.000 kopi dalam minggu pertama dan menempati tangga lagu nomor 7 di
Billboard 200,
ketiga berturut-turut menjadi 10 besar. Selain itu, album ini juga
menempati posisi teratas di 24 negara termasuk Jepang, Jerman,
Argentina, Belanda, Finlandia, Italia, Swiss, Kanada, Denmark, Norwegia,
Austria, Indonesia, Australia, dan Inggris Raya.
[36][37][38]
Mangini dan Petrucci pada konser di Senayan, Jakarta Oktober 2014.
Pada bulan Januari 2014, mereka memulai "Along for the Ride Tour" untuk mempromosikan album
self-titled
mereka. Tur dimulai di Eropa pada tanggal 15 Januari 2014. Jadwal tur
Eropa, yang diterbitkan di website resmi band (24 Juni 2013), merupakan
leg pertama di Eropa.
[39] Dilanjutkan jadwal tur untuk Amerika Utara pada bulan Maret dan April 2014,
[40] bulan Juli untuk leg ketiga tur yang berlanjut di Eropa,
[41][42][43], dan bulan September sampai Oktober mereka menggelar tur di Amerika Selatan, Asia, dan Australia.
[44][45] Untuk kedua kalinya mereka kembali menggelar konser di
Jakarta, tepatnya pada tanggal 26 Oktober 2014, bertempat di
Lapangan D, Senayan,
Jakarta.
[46][47]
Pada tanggal 21 Agustus 2014, Dream Theater mengumumkan album DVD live mereka,
Breaking the Fourth Wall, yang direkam secara live di pertunjukan mereka di "
The Boston Opera House"
pada tanggal 25 Maret 2014. Selama konser ini, band ini bergabung
dengan "The Berklee World Strings and The Berklee Concert Choir",
disutradarai oleh Eren Başbuğ.
Breaking the Fourth Wall dirilis pada tanggal 30 September 2014.
[48]
Karakteristik penulisan lagu
Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream
Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka
bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.
Dimulai dengan album
Train of Thought,
Dream Theater sudah mulai memasukkan elemen - elemen kecil dan
tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepada fan yang
fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut
"nugget") tersembunyi di lagu
"In the Name of God", yang
merupakan sandi morse dari "eat my ass and balls", yang merupakan kata -
kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak fan Dream
Theater mulai berusaha menemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak
menarik bagi fan biasa.
Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:
- Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian
- bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan.
Contohnya, lagu "6:00" dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka
hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi
(di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat
berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini
bisa juga ditemukan di "Peruvian Skies", "Blind Faith" dan "Endless
Sacrifice"
- Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya:
- Tema lagu "Wait for Sleep" muncul di "Learning to Live" (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di "Just Let Me Breath" (menit 3:39 dan 5:21)
- Tema lagu "Learning to Live" muncul di "Another Day" (menit 2:53)
- Tema lagu "Space-Dye Vest" digunakan beberapa kali di album Awake.
- Tema pembukaan dari "Erotomania" digunakan di "Voices" di Awake (menit 4:51).
- Satu dari melodi - melodi di "Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)" diulang di chorus kedua di "Home" dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari "Metropolis Pt 1" just digunakan di lagu "Home". Pada dasarnya, keseluruhan album "Scenes From A Memory" penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari "Metropolis Pt 1" dan "The Dance of Eternity" sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut.
- Bagian - bagian dari tiap lagu di album "Octavarium" telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, "Octavarium".
- Six Degrees of Inner Turbulence, album studio keenam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, album studio ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, album studio ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan,
berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari
satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul
lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan
albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan
8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam,
mempunyai arti satu oktaf dari piano.
- Lagu "Octavarium"
dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan
awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari
awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri
awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan
tidak diawali dengan akhiran "Octavarium". Analisis detail tentang
"nugget" di "Octavarium" (disebut oleh Mike Portnoy sebagai "sebuah nugget raksasa") telah dipublikasikan di sebuah situs independen.[49]
Logo dan citra
Bentuk huruf pada tulisan Dream Theater dan simbol "Majesty"
Meskipun band dipaksa untuk mengubah nama mereka, Dream Theater tetap mengadopsi
logo lama (yang dikenal sebagai
simbol Majesty) dan tanda huruf (identitas grafis) yang muncul di sebagian besar bahan promosi dan sampul depan setiap
album studio Dream Theater. Simbol Majesty berasal dari tanda yang terdapat pada
Mary, Queen of Scots.
[50][51]
Logo ini diciptakan ketika Dream Theater masih dikenal sebagai Majesty,
maka mengapa ini disebut "The Majesty Symbol" (meskipun mereka
mengganti nama mereka tak lama setelah melakukan hal ini).
Logo ini dikerjakan ulang oleh
Charlie Dominici untuk digunakan pada desain sampul album
When Dream and Day Unite.
[52]
Meskipun Charlie meninggalkan band setelah album ini dirilis, dan
meskipun Charlie membuat logo ini (termasuk setelah itu tato di
tangannya), band ini terus memakai logo sejak saat itu dan muncul di
hampir setiap rilis Dream Theater, termasuk rilis Bootleg,
Demo, dan setiap
album studio Dream Theater.